Risalah ke 26

Beliau Bertutur :

Jika kau dapati hatimu membenci atau mencintai seseorang, telaahlah

perilakunya dengan Kitabullah dan sunnah Nabi. Kalau perilakunya dibenci

oleh kedua pewenang ini, berbahagialah dengan keselarasan dengan Allah

dan Nabi-Nya. Jika perilakunya sesuai dengan keduanya, sedangkan kau

memusuhinya, maka ketahuilah bahwa kau adalah pengikut hawa nafsumu.

Kau membencinya lantaran kebencianmu kepadanya dan menentang Allah,

Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, menentang Nabi-Nya, dan menentang

kedua pewenang ini. Maka berpalinglah kepada Allah, bertobatdan

mohonlah kepadanya kecintaan kepada orang itu dan para pilihan Allah,

para wali-Nya dan para saleh, bersesuaianlah dengan Allah dalam

mencintainya.

Berlaku serupalah terhadap yang kau cintai. Yaitu, menelaah perilakunya

dengan cahaya Kitabullah dan sunnah Nabi. Jika ia ternyata disenangi oleh

kedua pewenang ini, maka cintailah dia. Tapi, jika perilakunya tak disenangi

oleh keduanya, maka bencilah ia, agar kau tak mencintai dan membencinya

karena hawa nafsumu. Allah berfirman: “Dan jangan ikuti hawa nafsumu,

agar kau tak menyimpang dari jalanAllah.” (QS 38:26)

Risalah ke 25

Beliau Bertutur :

Betapa sering kau berkata, apa yang mesti kulakukan, apa yang mesti kugunakan (untuk mencapai tujuanku)? Tetaplah di tempatmu. Jangan melampaui batasmu, sampai jalan keluar dikaruniakan bagimu dari-Nya yang telah memerintahkanmu untuk tinggal di tempatmu. Allah berfirman: “Wahai orang-orang beriman, bersabarlah, senantiasa berteguhlah dan jagalah kewajibanmu terhadap Allah.” (QS 3:199) Ia telah memerintahkanmu untuk bersabar, wahai orangorang beriman, untuk berlomba-lomba dalam kesabaran, untuk berteguh, untuk senantiasa ingat dan untuk menjadikan hal ini sebagai kewajiban. Ia kemudian memperingatkanmu terhadap ketaksabaran, sebagaimana firman-Nya, “Jagalah senantiasa kewajibanmu terhadap Allah,” dan ini berkenaan dengan pengabaian kebajikan ini. Ini berarti bahwa kau harus senantiasa bersabar. Kebaikan dan keselamatan ada dalam kesabaran. Nabi Suci saw. bersabda: “Kesabaran dan keimanan serupa dengan kepala dan tubuh.” Bagi segala suatu ada balasannya sesuai dengan kadarnya, tetapi balasan bagi kesabaran tak terhingga. Sebagaimana Allah berfirman : “Sesungguhnya kesabaran akan diberi pahala yang tak terhingga.” (QS 39:10) Nah, jika kau jaga kewajibanmu terhadap-Nya dengan sabar, dan memperhatikan batas-batas yang telah ditentukan oleh-Nya, maka Ia akan membalasmu sebagaimana yang dijanjikan-Nya kepadamu dalam kitab-Nya : “Barangsiapa menjaga kewajibannya terhadap Allah, maka Ia akam membuatkan baginya tempat, dan memberinya rizki yang tak diduganya.” (QS 65:123) Bersabarlah dengan mereka yang beriman kepada Alah, hingga jalan keluar terbentang bagimu, sebab Allah telah menjanjikanmu kecukupan dalam firman-firman-Nya : “Barangsiapa beriman kepada Allah, maka Ia mencukupi-Nya.” (QS 65:3) Bersabarlah selalu dan berimanlah kepada Allah bersama meeka yang berbuat kebajikan terhadap orang lain, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu balasan untuk ini, sebagaimana firman-Nya : “Demikianlah Kami balasi mereka yang berbuat kebajikan terhadap yang lain.” (QS 6:85) Allah akan mencintaimu lantaran kebajikan ini, sebab Ia berfirman : “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan terhadap orang lain.” (QS 3:133) Jadi, kesabaran adalah sumber segala kebajikan dan keselamatan di dunia ini dan di akhirat, dan melaluinya para mukmin mencapai kepasrah-ikhlasan terhadap kehendak Allah, dan kemudian melebur dalam tindakantindakan Allah, yang adalah keadaan para badal atau ghaib. Maka jangan sampai gagal meraih keadaan seperti ini, agar kau takk hina di dunia ini dan di akhirat, agar di akhirat, agar kekayaan keduanya ini tak berlalu darimu